Peran Jelita dalam Mengurangi Stunting di Banyumas
Banyumas, Juni 2023 - Stunting, masalah gizi kronis yang seringkali memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, telah menjadi perhatian utama di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu upaya yang unik dan menginspirasi untuk mengatasi stunting adalah program "Jelita" yang dilaksanakan di Kecamatan Cilongok, Banyumas. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Jelita berperan penting dalam mengurangi tingkat stunting di wilayah ini, dengan fokus pada kelompok penerima manfaat (KPM) PKH dan langkah konkret yang diambil dalam mengubah pola konsumsi menjadi lebih sehat.
Latar Belakang: Stunting sebagai Tantangan Utama
Stunting, yang ditandai oleh pertumbuhan anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan, telah menjadi perhatian serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Banyumas, sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah, bukanlah pengecualian dari masalah ini. Menurut data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, prevalensi stunting di Banyumas pada tahun 2020 mencapai 33,4%. Angka tersebut mengindikasikan bahwa hampir sepertiga anak di kabupaten ini mengalami stunting, yang dapat berdampak buruk pada kualitas hidup mereka di kemudian hari.
Untuk mengatasi masalah ini, berbagai program dan inisiatif telah diluncurkan di berbagai tingkat pemerintahan, termasuk tingkat kecamatan. Salah satu inisiatif yang menonjol adalah program "Jelita," yang dilaksanakan di Kecamatan Cilongok. Program ini memiliki pendekatan yang unik dan berfokus pada perubahan pola konsumsi untuk memerangi stunting. Namun, sebelum kita memahami bagaimana program ini beroperasi, mari kita kenali lebih dalam mengenai stunting itu sendiri.
Mengenal Stunting: Dampak dan Penyebab
Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah pembangunan sosial dan ekonomi. Dampaknya terasa jangka panjang, baik pada tingkat individu maupun masyarakat. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih rendah, kurang produktif, dan lebih rentan terhadap penyakit. Ini berarti stunting tidak hanya mengancam kesehatan anak-anak, tetapi juga masa depan ekonomi dan perkembangan sosial suatu negara.
Penyebab utama stunting meliputi kurangnya nutrisi yang tepat pada masa pertumbuhan awal anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (dari konsepsi hingga usia 2 tahun). Pola makan yang kurang seimbang, kekurangan gizi, serta sanitasi dan akses terbatas ke air bersih juga berkontribusi pada masalah ini. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi stunting harus fokus pada perubahan pola makan dan asupan nutrisi yang tepat, terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak-anak balita.
Jelita: Menyadarkan Pentingnya Makan Sehat
Program "Jelita" (Jelantah Inspirasi Kita) adalah salah satu langkah konkret dalam mengatasi masalah stunting di Kecamatan Cilongok, Banyumas. Program ini diprakarsai oleh Agung Badawi, seorang koordinator yang memiliki visi kuat untuk memotivasi dan menginspirasi KPM PKH agar dapat berkontribusi dalam mengurangi tingkat stunting dengan cara yang kreatif dan berkelanjutan.
Jelita menekankan pentingnya makanan sehat dan memberikan perhatian khusus pada konsumsi jelantah. Jelantah, yang sering kali dianggap sebagai limbah, menjadi bahan baku utama dalam program ini. Melalui pelatihan dan bimbingan, para peserta Jelita diajarkan untuk mengubah jelantah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi.
Langkah-Langkah Konkret dalam Program Jelita
Program Jelita memiliki beberapa komponen kunci yang membuatnya berhasil dalam mengurangi stunting di Kecamatan Cilongok. Berikut adalah langkah-langkah konkret dalam program ini:
Pelatihan Pengolahan Jelantah: Para peserta Jelita diajarkan bagaimana mengolah jelantah menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Ini termasuk pembuatan berbagai produk seperti lilin aroma terapi, sabun organik, dan produk kerajinan tangan lainnya. Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada peserta tetapi juga membantu mereka melihat potensi ekonomi yang tersembunyi dalam barang-barang yang sering diabaikan.
Peningkatan Pengetahuan Gizi: Selain pengolahan jelantah, peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang gizi yang tepat. Mereka belajar tentang makanan seimbang dan pentingnya asupan nutrisi yang cukup untuk anak-anak dan ibu hamil. Ini membantu mereka membuat keputusan gizi yang lebih baik untuk keluarga mereka.
Pengembangan Produk Inovatif: Salah satu produk unggulan dalam program Jelita adalah lilin aroma terapi. Ini adalah contoh bagaimana jelantah dapat diubah menjadi produk bernilai tambah yang tidak hanya menghasilkan pendapatan tetapi juga memberikan manfaat kesehatan. Produk-produk inovatif seperti ini menjadi sumber pendapatan tambahan bagi peserta program.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Program Jelita juga mendorong peserta untuk menjual produk-produk yang telah mereka hasilkan dalam skala lokal. Hal ini mendukung ekonomi lokal dan mempromosikan kesadaran akan produk-produk lokal yang berkualitas.
Semangat Berbagi: Salah satu fitur unik dalam program ini adalah "satu hari satu sendok jelantah untuk disedekahkan." Peserta Jelita diajak untuk memberikan sebagian dari hasil penjualan produk mereka kepada mereka yang membutuhkan di komunitas mereka. Ini menciptakan siklus
Diskusi